Jumat, 08 Maret 2013

Dusun Kenual

Kenual merupakan sebuah dusun yang berada di Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat, yang dimana dusun Kenual ini Ada Sejak Jaman Belanda dari Tahu 1867 sampai Sekarang. Awalnya Kenual ini merupakan perpindahan suatu kelompok manusia dari wilayah lain yang membentuk suatu keluarga keci yang berjumlah 25 orang saja, dan kemudian terus bertambah. Daerah kenual ini berbentuk Bukit yang terbagi dua wilayah yang dilintasi oleh sungai yang membentang. Dari tahun 1867 sampai 1978 bentuk rumah berbentuk ruhaj tinggi denganmenggunakan kaye belian sebagai penopang tiang utama dengan ketinggian 7M, sedangkan dinding rumah menggunakan Kapuak yng berasal dari kulit kayu. Sedangkan atap menggunakan atap yeng terbuat dari saggu. Dari jaman Belanda masyarakat kenual untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan berladang, berburu dan meyadap getah karet sebagai pekerjaan masyarakat.
Ditahun 1867 s.d 1934 masyarakat kenual menggunakan mata uang belanda GULDEN sebagai mata uang utama.
Seiring perubahan jaman kehidupan masyarakat di susun kenual bertambah banyak dari tahun ketahun. Di dusun kenual ini memiliki fasilitas-fasilitas yang ada antara lain lapangan sepak bola, lapangan volly Ball, Gereja, sekolah rumah adat dan tempat pembuatan parang(Ropun). Masyarakat kanual ini bersuku Dayak POMPAKAN diaman dayak ini merupakan percampuran antara dayak POMPANG dan dayak ketunggau Sesat yang menjadi satu.

Senin, 19 November 2012

Agustinus Elpandi


Agustinus Elpandi


Informasi pribadi


Nama lengkap
Agustinus Elpandi

Nama panggilan
Agus, Elpandi

Tanggal lahir
26 Agustus 1992

Tempat lahir   
Kenual, Kalimantan BaratIndonesia

Tinggi
165 cm

Posisi bermain

Informasi klub

Klub saat ini
Sc Bomenk

Klub

Klub
Tampil
Kenual FC
3 (4)
Sma don bosco
2 (0)
Xc
2 (0)
XI Ips c
4 (1)
XII Ips b
5 (2)
As Dera
1 (0)
Kenual FC
2 (3)
Swadaya FC B
1 (1)
SC Bomenk
4 (3) 
Samarinda Fc
3(0) 
Sc Bomenk
1(2)






















Kamis, 28 Juni 2012

Sejarah Munculnya Adu Penalti



Sejarah Munculnya Adu Penalti

Sebelum tahun 1976, pemenang pertandingan Piala Eropa ditentukan dengan sistem yang melelahkan jika hingga perpanjangan waktu usai belum juga ada tim yang unggul. Ketika itu, selesainya Piala Eropa pun tak bisa dipastikan dan muncul kerisauan turnamen tersebut diperpanjang tanpa kejelasan batas waktu. Pada Piala Eropa 1968 di Italia, misalnya, tuan rumah berhasil menembus final dan berhadapan dengan Yugoslavia di Stadio Olimpico, Roma, pada 8 Juni. Hasilnya, skor kedua tim imbang 1-1, yang tetap berlanjut hingga perpanjangan waktu berakhir.
Pertandingan akhirnya diulang dua hari kemudian. Kali ini, Italia mampu menggulung Yugoslavia dengan unggul dua gol tanpa bisa dibalas lawan. Pada pertandingan-pertandingan Piala Eropa sebelumnya, laga ulang tak perlu dilakukan karena salah satu tim bisa mendapatkan angka lebih tinggi dari kompetitornya.
Pada Piala Eropa 1976, adu penalti untuk menentukan pemenang digelar pertama kalinya dalam final di Stadion Crvena Zvezda, Beograd, pada 20 Juni. Jerman Barat dan Cekoslowakia berebut gelar juara. Setelah perpanjangan waktu selesai, skor tetap imbang 2-2. Cekoslowakia akhirnya memboyong trofi Henri Delaunay untuk pertama kali setelah gelandang Antonin Panenka menjadi penentu kemenangan. Ia menjebol gawang Jerman Barat yang dijaga Sepp Maier dengan tendangan kondang bernama chip shot. Skor laga tersebut berakhir 5-3.
Peraturan mengenai adu penalti ditetapkan Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mulai tahun 1970. Piala Eropa 1976 merupakan salah satu pesta sepak bola akbar paling awal yang pesertanya melakukan adu penalti. Selanjutnya, Piala Dunia 1982 menjadi pesta sepak bola yang menerapkan adu penalti saat Jerman Barat menghadapi Perancis di semifinal. Adu penalti berakhir dengan skor 5-4 untuk kemenangan Jerman Barat. Selanjutnya, adu penalti lazim diadakan dalam berbagai turnamen sepak bola, termasuk Piala Eropa.
Seiring waktu, laga yang berakhir dengan adu penalti kerap disayangkan sebagian pencandu sepak bola karena dinilai lebih mengandalkan nasib baik ketimbang teknik bermain. Meski demikian, ada juga kalangan yang menyebut adu penalti justru menarik.

MAKALAH ANALISIS SAHAM


MAKALAH
 KELOMPOK 3

ANALISIS SAHAM



Disusun Oleh:

Nama anggota:

·      Hermansyah                                (090503654)
·      Martinus Toding                         (090503657)
·      Ngadirah                                      (090503661)


                        Kelas                                : C.5
                        Semester                        : VI (Enam)
                        Prodi                                : Ekonomi S-1
Jurusan                          : Pendidikan Ilmu Pengetahuan
                                                         Sosial
Dosen pengampu         : Sri Wulandari, SE 
Mata Kuliah                   : Pasar Uang dan Pasar modal





BADAN PENDIDIKAN KARYA BANGSA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena karunia dan berkat dan rahmat-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Setidaknya dari segala usaha yang telah kami lakukan dalam rangka memperoleh bahan untuk menyusun makalah ini, walaupun tidak semaksimal mungkin dalam pemaparannya, namun setidaknya kami telah berhasil dalam memperoleh bahan-bahan tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini, masih jauh dari sempurna, dan dalam penulisannya masih banyak terdapat kekurangan dan kejanggalannya, oleh karena itu, kami mengharapkan ada kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.

Sintang,  April 2012


Kelompok 3

DAFTAR ISI

                                                                                                                  Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………...…….        i
DAFTAR ISI ………………………………...……………………....         ii

BAB  I      PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang……………………...............…….…………..          1
B.     Rumusan Masalah …..…………………...……………….......          2
C.     Tujuan …….……….………….……………………...……….          2

BAB  II    PEMBAHASAN
A.              Analisis Saham…….……….………….....…………...……….         3
1.    Seluk beluk berdagang saham…….……..……….…...……         3
2.    Memilih broker efek …….....………….…….……..………         8
3.    Memilih saham...... …….……….....…………..…...………         11
4.    Mengestimasi harga saham…….…….……...……...………         12
                                                                                                                                
BAB  III   PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................           15
B.     Saran ...................................................................................          15
Daftar pustaka ...................................................................................          17       


BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG

Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu
memungkinkan para pemodal (investor) untuk melakukan diversifikasi
investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka
tanggung dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investasi pada sekuritas
juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting bagi suatu
perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemilik modal
dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan
merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi keuangan.
Pada dasarnya investor mengukur kinerja perusahaan berdasarkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan.
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan, karena laba merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada para penyandang dana. Jika suatu perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor akan menanamkan modalnya, karena bisa dipastikan akan memperoleh keuntungan dari penanaman modal tersebut.
Penilaian kinerja keuangan perusahaan yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi yang dilakukan disebut sebagai rasio profitabilitas. Tingkat profitabilitas pada analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek, yaitu ROS (Return On Sales), EPS (Earning Per Share), ROA (Return On Asset) maupun ROE (Return On Equity). Dalam melakukan investasi di pasar modal investor memerlukan informasi yang akurat sehingga investor tidak terjebak pada kondisi yang merugikan karena investasi di bursa efek merupakan jenis investasi dengan resiko yang relatif tinggi, meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar.
Informasi-informasi yang diperlukan yaitu mengetahui variabel-
variabel apa saja yang mempengaruhi terjadinya fluktuasi harga saham dan
juga mengetahui bagaimana bentuk hubungan antar variabel-variabel
tersebut. Dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor
dapat memilih perusahaan yang benar-benar dianggap sehat sebagai tempat
menanamkan modalnya.

B.     RUMUSAN MASALAH
                  
                   Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
1)      Apa yang dimaksud dengan Analiais?
2)      Apa saja yang menjadi Seluk beluk berdagang saham?
3)      Bagaimana cara untuk memilih broker?
4)      Bagaimana cara untuk memilih saham?
5)      Bagaimana cara untuk mengestimasi harga saham?

C.    TUJUAN PEMBAHASAN
            Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah
1)      Sebagai pedoman dalam belajar tentang analsis saham.
2)      Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
3)      Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan analisis saham.

BAB II
PEMBAHAASAN

A.      Analisis Saham
Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti.
Investor harus memahami beberapa hal Apabila ingin memasuki dunia pasar modal yaitu:
1)      Seluk beluk berdagang saham
2)      Memilih broker
3)      Memilih saham,dan
4)      Mengestimasi harga saham

1.      Seluk beluk berdagang saham
Seluk beluk berdagang saham meliputi:

a)      Tujuan investasi
Setiap investor yang Melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan capital gain yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli saham dan dividen tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan.apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli saham maka investor akan menderita kerugian atau disebut capital loss.selain memiliki tujuan yang sama investor juga memiliki tujuan investasi yang berbeda yaitu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang.investor membeli pada pagi hari dan segera menjual pada saat harga naik yang kenaikkannya melebihi biaya transaksi jual beli pada hari yang sama atau dalam beberapa hari berikutnya.investor semacam ini lebih tepat disebut sebagai spekulator atau day trader.investor yang Sebenarnya adalah yang membeli saham untuk jangka panjang yaitu untuk disimpan dan Dijual setelah beberapa bulan.
Tujuan investasi jangka pendek atau jangka panjang memiliki konsekuensi pada pemilihan analisis yang berbeda.tujuan investasi jangka pendek lebih tepat menggunakan analisis teknis sedangkan tujuan investasi jangka panjang sangat cocok menggunakan analisis fundamental

b)     Diversifikasi keuangan
Investasi saham disamping mengandung resiko yang besar tetapi juga menawarkan keuntungan yang menggiurkan.investasi merupakan sarana untuk mencapai kemakmuran bukan kehancuran sehingga investor harus pandai mengatur perencanaan keuangannya.jumlah dana yang diinvestasikan merupakan “kelebihan dana” untuk kebutuhan rutin masa Sekarang dan dana rutin masa datang.investor harus menyisihkan terlebih dahulu dana untuk kebutuhan hidup bulanan,dana kesehatan,premi asuransi jiwa,dana pendidikan anak-anak,dana iuran pension,dan dana pengeluaran tak terduga.jika masih ada sisanya maka investor akan lebih leluasa Melakukan investasi saham dengan hati yang tenang atau menjadi investor di “reksa dana pendapatan tetap’ atau investor obligasi atau investor di pasar uang.untuk investor lembaga lebih baik mempertahankan minimal dana tunai 20 % sisanya untuk saham,obligasi dan lainnya.

c)      Tipe investor
Dilihat dari kesediaannya menanggung resiko investasi,investor dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok atau tipe yaitu:
Ø  Tipe investor yang berani mengambil resiko yang disebut risk taker atau risk lover atau risk seeker.Tipe risk taker akan merasa sangat senang Apabila ditawari saham yang memiliki gejolak harga yang tinggi atau beta saham yang tinggi dan tidak tertarik pada saham yang memiliki beta rendah.perusahaan broker efek harus memahami karakter risk taker dan jangan salah menawarkan jenis saham kepada risk taker.misalnya mantan pedagang yang pernah jatuh bangun,mantan penjudi, mantan pengusaha entertaintment, dan mantan koruptor.
Ø  Tipe investor yang takut atau enggan menanggung resiko yang disebut risk averter atau risk aversion.tipe risk averter akan merasa senang ditawari saham yang memiliki beta yang rendah karena risikonya juga rendah.misalnya pegawai berpendapatan tetap dan jujur,mantan pedagang yang memiliki hasil pas-pasan,dan.
Ø  Tipe investor yang takut tidak dan berani tidak atau disebut risk moderate,moderate investor atau indifference investor.tipe investor ini hanya berani menanggung resiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya. Semakin besar resiko yang akan dihadapi semakin tinggi return yang diharapkan.semakin kecil resiko atas sesuatu saham semakin kecil return yang diharapkan atau dikenal dengan istilah high risk high return,low risk low return. tipe moderate investor tidak hanya melihat beta saham tetapi juga melihat return yang ditawarkan oleh saham bersangkutan.saham yang memiliki beta saham tinggi dan return yang juga tinggi dalam jumlah sebanding sangat disenangi oleh tipe moderate investor.moderate investor melihat perbandingan antara return saham dengan resiko saham atau disebut reward to variability ratio atau kebalikannya yang disebut coefficient ratio.

Perusahaan broker efek harus mengetahui tipe investor dari Setiap nasabahnya supaya tepat dalam memberikan pelayanan. Karakteristik Setiap nasabah harus dicatat dalam formulir isian ketika mereka pertama kali menjadi nasabah.tipe investor dapat diketahui dari data pada formulir isian itu dan juga pada saat broker efek Melakukan wawancara terhadap calon nasabahnya.

Broker efek harus mengetahui tipe investor dari Setiap nasabahnya agar tepat dalam memberikan nasihat atau saran berkaitan dengan jenis saham yang baik untuk investasi.investor dengan tipe risk taker yang dinasihati oleh broker untuk Melakukan investasi dalam jenis saham yang memiliki beta rendah tentu akan sangat kecewa terhadap pelayanan broker efek bahkan menganggap broker efek yang bersangkutan tidak memahami investasi saham.tipe investor risk averter yang dinasihati untuk membeli saham dengan beta tinggi tentu akan marah dan kecewa Apabila suatu ketika menderita kerugian besar.

d)     Pembukaan rekening dana dan rekening efek
Setiap nasabah mempunyai dua jenis rekening pada broker efek yaitu:
Rekening dana yaitu rekening yang memuat catatan tentang masuk dan keluarnya uang nasabah dan saldo uang nasabah Setiap saat.broker yang jujur akan memberikan bunga harian atas saldo kredit uang nasabah sedangkan saldo debet nasabah juga dikenakan bunga,dan Rekening efek yaitu rekening yang memuat saldo efek milik nasabah yang disimpan di broker efek.
Ada 2 sistem di dalam perdagangan efek yaitu:
Dalam sistem perdagangan efek “dengan warkat” (script trading) efek dapat disimpan sendiri di rumah nasabah atau dititipkan ke broker efek Secara fisik.
Dalam sistem perdagangan efek “tanpa warkat” semua efek disimpan di kustodian sentral efek Indonesia (KSEI) sebagai central custody.efek yang disimpan di KSEI diatas namakan “perusahaan broker efek” walaupun sebagian efek merupakan milik para nasabahnya.sebenarnya efek tersebut adalah milik nasabah tetapi dalam catatan KSEI efek itu adalah milik perusahaan broker efek sehingga efek tersebut bersifat “street name”.sistem ini mengandung bahaya yang besar Apabila suatu ketika si pemilik perusahaan efek menjual seluruh atau sebagian efek yang ada di KSEI kemudian hasinya di bawa kabur keluar dari Indonesia.oleh karena itu investor harus hati-hati dalam memilih status dan bonafiditas perusahaan efek.
Cara yang lebih aman adalah Setiap efek milik nasabah yang disimpan di KSEI diberi kode gabungan dua nama yaitu nama perusahaan broker efek dan nama nasabah bersangkutan.pada saat broker efek memasukkan order jual atau order beli dari nasabah masukkanlah selalu kode gabungan rekening nasabah yang dimaksud.nasabah akan dapat mengontrol transaksi jual beli yang telah terjadi selama sebulan melalui rekening Koran yang selalu diterima nasabah Setiap bulan dari kantor broker efek.

e)      Penempatan dan pemantauan order (monitoring)
Beberapa cara yang dapat ditempuh oleh nasabah untuk Melakukan pesanan jual dan pesanan beli adalah :
Nasabah datang langsung ke kantor broker dan memberi order jual atau beli langsung kepada wakil perantara dan pedagang efek (WPPE) Secara lisan atau tertulis nasabah memberi order jual atau beli lewat telepon atau handphone atau surat tertulis kepada WPPE, Apabila order jual atau beli dilakukan Secara lisan maka WPPE wajib merekam pesanan nasabah tersebut dan menyimpan rekaman itu sampai transaksi diselesaikan tanpa timbul persoalan.

2.      Memilih broker efek
Jumlah broker efek pada Setiap bursa efek berbeda-beda.investor harus memilih sendiri broker efek sesuai dengan yang diinginkan yaitu broker efek yang jujur dan yang dapat memberikan pelayanan berikut:

1)      Informasi perdagangan efek
Broker yang baik dapat tercermin dari indicator pelayanan saat pertama kali akan menerima calon investor sebagai nasabah.indikator lainnya yang mencerminkan suatu broker efek itu baik atau tidak baik adalah:
Ø  Broker segera memberi tahu nasabah ketika order nasabah sudah dilaksanakan dan tereksekusi tanpa menunggu beberapa jam setelah transaksi terjadi.apabila broker memberitahu nasabahnya setelah jam perdagangan usia pukul 16.00 sore maka hal tersebut merupakan cermin dari broker efek yang jelek dan tidak jujur.
Ø  Broker yang memberitahu nasabah Setiap perkembangan harga saham yang dipesan merupakan cerminan broker yang jujur.
Ø  Broker yang dapat memberi pandangan tentang saham mana yang baik untuk dibeli,baik untuk Dijual dan baik untuk ditahan adalah broker yang memahami analisis saham.
Ø  Broker yang selalu mendorong nasabah untuk Melakukan transaksi merupakan broker yang tidak professional karena hanya terdorong untuk mendapatkan transaction fee saja dari investor
Ø  Broker yang memberi banyak pilihan saham yang dapat dibeli dan dapat Dijual dengan suatu alasan yang mudah dipahami investor tetapi keputusan akhirnya diserahkan kepada investor sendiri merupakan broker yang professional.
Ø  Broker yang menyediakan informasi perdagangan selama jam perdagangan berlangsung yang disediakan diruangan umum bagi investor merupakan broker yang baik.
2)      Pelayanan informasi mikro dan makro
Setiap Kejadian atau peristiwa yang terjadi dan langsung berhubungan dengan kepentingan perusahaan baik yang bersifat merugikan maupun menguntungkan perusahaan selalu diinformasikan kepada para nasabahnya.

Contoh Informasi mikro:
Kebakaran yang menimpa perusahaan yang memiliki dampak serius terhadap produksi sehingga mempengaruhi penjualan yang akan mengakibatkan jatuhnya harga saham perusahaan bersangkutan di bursa efek Emiten yang menjalin kerja sama yang bersifat aliansi,akuisisi,merger atau penggabungan yang dianggap akan menguntungkan emiten.
Contoh informasi makro:
Peraturan mengenai bea masuk barang-barang tertentu yang dapat mempengaruhi laba rugi emiten yang berkaitan dengan barang-barang tersebut yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Broker menyampaikan indikator perubahan siklus ekonomi dan pengaruhnya terhadap harga saham dikemudian hari kepada para nasabahnya

3)      Pelayanan margin trading
Tidak semua perusahaan broker efek memiliki kebijakan memberi fasilitas margin trading kepada para nasabahnya.perusahaan broker efek yang memberi fasilitas margin trading kepada nasabahnya yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BAPEPAM pasti lebih baik daripada broker lainnya.kebijakan margin trading adalah kebijakan untuk memberikan kredit kepada nasabahnya agar dapat Melakukan transaksi maksimal satu kali modal yang dimiliki nasabah.nasabah akan Melakukan margin trading Apabila kondisi bursa efek di masa datang diperkirakan mengalami bullish.

4)      Produk perdagangan
Produk yang Dijual dibursa efek terdiri dari saham,obligasi,bukti right, waran, futures, dan options. Perusahaan broker efek yang dapat Melakukan transaksi atas semua produk yang ada di bursa efek dapat dianggap sebagai broker yang lebih baik daripada yang lain yang hanya dapat Melakukan transaksi atas sebagian produk yang ada.perlu diketahui bahwa tidak semua broker efek dapat melayani transaksi atas semua produk dari bursa efek.

5)      Biaya transaksi
Terdapat dua jenis biaya transaksi yang dikenal di bursa efek yaitu:
Biaya transaksi yang dipungut dari investor yang membeli saham dan yang menjual saham.biaya transaksi bagi investor yang menjual saham lebih besar daripada yang membeli saham yang selisihnya adalah 0,1 % sebagai pajak atas penghasilan final.tarif biaya transaksi yang ditetapkan oleh broker efek merupakan salah satu unsur persaingan di antara perusahaan broker efek dalam upaya menarik para investor
Biaya transaksi yang dibayar oleh perusahaan broker efek kepada pihak penyelenggara bursa efek.biaya ini jauh lebih kecil daripada yang dibayar oleh investor yaitu 0,03 % untuk saham dan 0,005 % untuk obligasi

6)      Pelayanan Khusus
Persaingan yang ketat di antara perusahaan broker efek telah mendorong Setiap perusahaan efek Melakukan segala upaya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para nasabahnya.pelayanan Khusus ini mencakup ruangan yang sangat sejuk bagi nasabah,komputer informasi Secara gratis,ruang Khusus bagi investor besar dan lainnya.

3.      Memilih saham
Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan jenis saham untuk investasi yaitu:
·         Tipe investor
Investor risk taker lebih senang memilih saham yang memiliki return tinggi sekaligus beresiko tinggi atau saham yang memiliki tingkat beta saham yang tinggi.beta saham adalah tolak ukur resiko dari suatu jenis saham dibandingkan dengan resiko pasar.Resiko pasar digunakan sebagai acuan pembanding sehingga beta pasar sama dengan 1.tipe investor risk averter akan memilih saham yang memiliki beta saham rendah dan besaran return di nomorduakan sedangkan tipe investor moderate akan memilih saham yang memiliki perimbangan antara return dan risk.

·         Siklus ekonomi
Dalam siklus ekonomi yang sedang mengalami krisis,resesi atau depresi,investor akan memilih jenis saham dari perusahaan yang menghasilkan produk tidak tahan lama (nondurable goods).

·         Likuiditas perdagangan
Semua investor menyenangi jenis saham yang diperdagangkan Setiap hari,tetapi investor yang Sebenarnya juga tidak menolak jenis saham yang tidak Setiap hari diperdagangkan.

4.      Mengestimasi harga saham
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengestimasi harga saham adalah:
Relative approach meliputi:
·         Price earnings ratio
Keunggulan pendekatan ini terletak pada kesederhanaannya.dalam pendekatan ini harga saham dipengaruhi oleh dua factor yaitu laba per saham dan tingkat resiko investasi atas suatu saham.rumus PER sebagai berikut:

P = E x R
Dimana:
P = harga saham estimasi
E = laba per saham estimasi
R = rasio (multiplier) estimasi

·         Price book value ratio
Adalah suatu metode estimasi harga saham yang menggunakan variable nilai buku per saham dan suatu rasio atau multiplier.rumus PBR sebagai berikut:
P = B x R

Dimana:
P = harga saham estimasi
B = nilai buku per saham
R = rasio (multiplier) estimasi

·         Price dividend ratio
Adalah metode estimasi harga saham yang didasarkan pada variable dividen tunai dan tingkat resiko.rumus PDR sebagai berikut:
P = D x R

Dimana:
P = harga saham estimasi
D = Dividen tunai
R = rasio (multiplier) estimasi

Pendekatan ini jarang digunakan dalam praktik karena dividen tunai tidak selalu berarti perusahaan mendapatkan laba.dividen tunai dapat dibagikan walaupun perusahaan sedang menderita kerugian karena dapat diambilkan dari sisa laba tahun-tahun Sebelumnya.oleh karena itu pendekatan ini dapat menyesatkan.
ü Discounted approach meliputi:
Ø Earnings approach
Ø Dividen approach
ü Factor model meliputi:
Ø Single factor
Ø Single index model
Ø Multifactor model

Dividen discounted model (DDM) merupakan model penghitungan harga saham yang dilakukan dengan cara menilai tunai semua cash flow yang akan diterima di masa datang.cash flow disini adalah dividen tunai yang akan diterima Setiap tahun dan harga saham terakhir pada saat akan Dijual (terminal value).rumus present valuenya sebagai berikut:
D1 + P1
VO = 1 +k
Apabila rencana investasinya selama 2 tahun maka rumusnya adalah:
D1 D2 P2
VO = + +
1+k (1+k)2 (1+k)2

Jadi,rumus perhitungan nilai sahamnya yaitu:
D1 E ( 1 – b ) E ( 1 + g ) (1 – b ) VO =
    atau VO = V1 = k + g k – ( b x ROE ) k – ( b x ROE )
Dimana :
VO      = nilai estimasi saham
D1       = dividen tunai atau E (1 – b)
E          = laba per saham
b          = rasio laba ditahan (plowback ratio)
g          = pertumbuhan laba per saham (b x ROE)


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saat ini saham tersebut.nilai intrinsik menunjukkan present value arus kas yang diharapkan dari saham tersebut.pedoman yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
Ø  Apabila nilai intrinsik > harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai undervalued (harganya terlalu rendah)dan karenanya seharusnya dibeli atau ditahan Apabila saham tersebut telah dimiliki
Ø  Apabila nilai intrinsik < harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu mahal)dan karenanya seharusnya Dijual
Ø  Apabila nilai intrinsic = harga pasar saat ini maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisikeseimbangan.
Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (atau yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham.variabel-variabel ekonomi tersebut seperti laba perusahaan,dividen yang dibagikan,variabilitas laba dan sebagainya.
B.       Saran
Mengidentifikasikan suatu tren atau pola pergerakan harga saham yang berulang adalah tujuan utama dari pada analis teknikal, tentunya dengan harapan agar dapat menemukan sinyal untuk beli (buy), tahan (tahan) atau jual (sell). Dalam melakukan analisis saham hanya ada beberapa data utama yang diperlukan, yaitu perubahan harga saham (atau instrumen lainnya) dan nilai transakasi. Para analis teknikal (chartist) memilah harga menjadi empat jenis : harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah dan harga penutupan.
Kita semua memahami, bahwa harga saham dapat naik dan turun secara cepat atau pun secara berangsur-angsur sehingga pada grafik akan terlihat membentuk beberapa puncak, lembah atau bisa juga mendatar (harga bergerak dalam kisaran sempit). Dalam upaya menganalisa harga saham dan mengidentifikasikan suatu tren perubahan harga saham, para chartist berpedoman pada dua asumsi penting. Pertama, harga bergerak pada tren tertentu dan kedua, tren ini akan terus berlangsung hingga terdapat suatu kejadian yang membuat tren akan berubah.
DAFTAR PUSTAKA

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi
Pertama. BPFE UGM: Yogyakarta.
Rosyadi, Imron. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham
(Studi pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan Di BEJ)
, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 1, April 2002, hal 24-48.