TUGAS TERSTRUKTUR
LAPORAN WAWANCARA DENGAN GURU
SMP 07 SANGGAU
Perkembangan Peserta Didik
DOSEN MATA KULIAH: FRANSISKA, S.Psi
Disusun Oleh:
Nama : Agustinus Elpandi
Nim : 090503642
Kelas : C.5
Prodi : Pendidikan IPS
Thn Akadem : 2009/2010
Jurusan : Ekonomi
Semester : II (Dua)
BADAN PENDIDIKAN KARYA BANGSA
SELOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
PERSADA KHATULISTIWA
SINTANG
2009/2010
WAWANCARA
Pagi pukul 10.30 di SMPN 07 Sanggau , saya melakukan wawancara dengan pak Evensius Muswar, S.Ag. Adapun hal-hal yang diwawancarai, yaitu mengenai: Perkembangan Fisik/ Jasmani,Perkembangan Intelektual, Pemikiran Sosial & keyakinan, Perkembangan Agama, Perbedaan Intelektual anak pada usia SMP/ SMA, Perbedaan kepribadiaan, Perbedaan kebutuhan Misalnya: Need For Affiliation, Exhibition
Saya : ”Selamat pagi pak”? (saya bersalaman tangan dengan pak Evensius Muswar, S.Ag)
Guru : ”Selamat pagi……..”.
Saya : ”Maaf pak, bisa minta waktunya sebentar”?
Guru : ”iy……silahkan duduk…”.
Saya : “Saya mahasiswa dari perguruan tinggi STKIP persada khatulistiwa Sintang, kami diberi tugas untuk mata pelajaran Perkembanagan Perserta Didik(PPD) di dalam hal ini saya juga ingin mengetahui perkembangan- perkembangan perserta didik di SMPN 07 Sanggau ini dengan mewawancarai bapak sebagai nara sumber dalam tugas kami ini”
Guru : “ oooooo Begitu……. Boleh…….”.
Saya : “Baiklah pak, saya ingin bertanya kepada bapak mengenai beberapa hal mengenai perkembangan- perkembangan perserta didik di SMPN 07 Sanggau ini.”
Saya : “ Pertanyaan pertama dalam wawancara ini adalah mengenai Perkembangan Fisik dan Jasmani menurut bapak sebagai guru SMP ini anda melihat Perkembangan Fisik dan Jasmani pada siswa SMPN 07 Sanggau?”
Guru : “ Pertanyaan yang bagus sekali, begini Berdasarkan pertanyaan yang telah dilontarkan kepada kami, maka kami akan menjawab sesuai dengan fakta yang kami lihat dan alami selama kami menjadi tenaga pendidik di SMPN 07 Sanggau. Kami perlu menguraikan keterangan dari jenis kelamin. Soal perkembangan fisik antara wanita dan pria itu berbeda. Mengapa karena kalau dilihat perkembangan mana yang lebih menonjol antara pria dan wanita, kami dapat mengatakan bahwa ternyata wanita lebih pesat perkembangannya dibandingkan pria. Dari segi fisik dan perkembangan tubuh Nampak kelihatan wanita lebih besar tubuhnya. Perkembangan fisik wanita Nampak kelihatan dari kesuburan tubuh. Bagi wanita yang sudah memulai masa menstruasi maka lebuh kelihatan berubah tubuhnya, Nampak berkembang. Sementara pria baru kelihatan perkembangan fisik kalu dia sudah memasuki usia kurang lebih 14 tahun ke atas atau sesuadah kelas tiga. Sementara wanita lebih terlihat kalu dia sudah memasuki masa menstruasi pertama. Dari segi usia bisa diperkirakan umur 12 tahun ke atas atau kelas hendak memasuki kelas dua. Wanita kelihatan fisik berubah dari segi tubuh yang mekar, buah dada semakin kelihatan dan pinggul lebih Nampak besar serta tingkah laku sehari-hari Nampak dewasa. Sementara pria, itu terlihat dari pembentukan kelompok dalam berelasi, sudah mulai membuat kelompok masing-masing. Ini mau menunjukkan kegagahan atau bahwa mereka sungguh pria yang sudah memasuki usia dewasa.”
Saya : “ Pertanyaan yang kedua yaitu mengenai Perkembangan Intelektual pada anak. Menurut bapak sebagai guru SMP di sekolahan ini, Bagaimanakah Perkembangan Intelektual pada siswa SMPN 07 Sanggau?”
Guru : “ Di sini kami tidak dapat menguraikan secara umum karena soal perkembanganinteletual ini relative. Kami hendak menfokuskan pada siswa SMPN 07 Sanggau. Dari pengamatan kami soal perkembangan intelektual ini dapat dilihat dari pribadi siswa. Kalau siswanya pintar secara otomatis dia tetap pintar. Tetapi menurut pengamatan kami, perkembangan intelektual siswa itu lebih Nampak kelihatan setelah siswa memasuki kelas dua. Mengapa? Karena pada kelas satu, hal itu belum kelihatan sebab mereka masih tahap penyesuaian, baik lingkungan, guru, dan teman. Pada kelas dua atau hendak memasuki kelas dua, perkembangan intelektual anak itu baru bisa diprediksi secara umum. Tetapi itu tergantung dari siswa dan guru. Ada siswa yang sampai kelas 3 saja perkembangan intelektualnya lambat berkembang mungkin karena dasar sejak SD atau pengetahuan di dalam keluarga memang kurang diterima sehingga lambat perkembangannya. Namun sebaliknya, ada siswa yang sangat pesat perkembangan intelektual. Itu di dasarkan karena memang sudah pintar dari awalnya dan juga di dalam keluarga siswa tersebut mendapat pembinaan di dalam keluarga atau dia mau belajar selain disekolah. Itu Nampak dari usaha anak mau belajar atau belajar hanya mengharapkan disekolah. Atau belajar kalau ada tugas. Siswa macam ini lebih lambat perkembangan intelektualnya. Sementara anak yang rajin belajar bukan hanya disekolah saja, itu Nampak kelihatan kepintarannya.”
Saya : “ Pertanyaan yang ketiga mengenai Pemikiran Sosial & keyakinan. Menurut bapak sebagai guru SMP di sekolah ini Bagaimanakah Pemikiran Sosial & keyakinan pada anak- anak/ siswa SMPN 07 Sanggau ini?”
Guru : “ Untuk siswa di SMPN 07 Sanggau soal pemikiran sosial dan keyakinan pada anak ini dapat kami uraikan. Menurut pemantauan kami, siswa kami dalam pemikiran sosial baru Nampak sejak ia telah memasuki kelas 2. Karena kalu kelas satu mereka lebih cendrung mementingkan diri sendiri tetapi setelah kelas dua mereka usdah berubah bahwa bukan diri sendiri yang lebih penting tetapi sesame. Mereka menyadari kalau masih kelas satu mereka hanya melihat dari sendiri saja tetapi setelah kelas dua sampai kelas tiga mereka pelan-pelan telah saling mengenal sehingga rasa soaial sudah mulai dipahami, hal ini menjadi dasar perkembangan fisik mereka. Setelah kelas dua ke atas mereka tidak hanya berteman dengan teman sekampungnya saja juga dengan teman yang berasal dari daerah lain dan juga mereka dalam kehidupan sosial tidak terikat dari suku, agama dan tempat kelahiran. Maka dasar sosialnya lebih tinggi kalau anak sudah memasuki kelas dua.”
Saya : “ Pertanyaan yang keempat mengenai Perkembangan Agama. Menurut bapak sebagai guru SMP, bagaimanakah Perkembangan Agama pada anak- anak/ siswa SMPN 07 Sanggau ini?”
]
Guru : “Disekolah kami anak lebih Nampak perkembangannya soal agama kalau di lingkungan masyarakat mereka soal keagamaan itu berkembang juga ada pengaruhnya di sekolah. Namapak kalau di dalam masyarakatnya soal agama itu tidak dipandang yang utama maka disekolah juga lebih kelihatan. Jadi lingkungan sangat menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan imannya. Walaupun hal ini tidak bisa diambil sebagai kesimpulan umum tetapi menurut pengamatan kami lingkungan sangat mempengaruhi soal kehidupan beragama anak disekolah.”
Saya : “Pertanyaan yang kelima mengenai Perbedaan individu. Menurut bapak sebagai guru SMP Perbedaan pada Intelektual anak pada siswa SMPN 07 Sanggau ini?”
Guru : “Secara garis besar, perbedaan individu dikategorikan menjadi 2, yaitu perbedaan secara fisik, dan psikis. Perbedaan secara psikis meliputi perbedaan dalam tingkat intelektualitas, kepribadian, minat, sikap dan kebiasaan belajar. Perbedaana individu anak lebih kelihatan dari segi SDM selain itu juga dapat dilihat dari kehidupan di dalam keluarga. Anak yang lebih perbedaan individu adalah anak yang di dalam keluarganya sungguh baik walaupun sarana belajar sangat minim. Ada anak yang keluarganya berada tetapi serta memiliki fasilitas belajar yang lengkap tetapi karena dalam keluarga tersebut tidak membinan dengan baik maka mempengaruhi tingkat intelektualnya, jadi dapat diseimpulkan perbedaan intelektuan itu tergantung dari SDM, keluarga dan lingkungan.
Saya : “Pertanyaan yang keenam mengenai Perbedaan pada kepribadian. Menurut bapak sebagai guru SMP Apa Perbedaan kepribadian pada siswa SMPN 07 Sanggau ini?”
Guru : “Perbedaan pada kepribadian anak adalah wanita lebih cepat dewasa dari pada pria. Dari sikap sehari hari dapat dilihat baik bertanggungjawab dan perilaku sehari-hari.”
Saya : “Pertanyaan yang ketujuh mengenai Perbedaan kebutuhan anak- anak smp diantaranya Need For Affiliation (kebutuhan yang berhubungan dengan oramg lain/seseorang yang memerlukan teman)
Menurut bapak sebagai guru SMP bagaimanakah Perbedaan kebutuhan pada siswa SMPN 07 Sanggau ini menurut kedua teori ini?
Guru : “Soal kebutuhan ini ada perbedaan atara pria dan wanita. Kalau pria lebih membutuhkan kelompok tertentu dan lebih banyak menuntut barang-barang yang sekiranya membuat hidupnya lebih bergensi. Jadi dalam hal ini gengsi lebih diutamakan, sementara wanita lebih membutuhkan perhatian dan juga sudah mulai menuntut dari orang tuanya kebutuhan yang dapat memperindah diri sehingga lebih menarik dan menjadi pokus utama yang lain.”
Saya : “ Baiklah pak, terima kasih atas waktu dan kesempatannya. Karena saya sudah menganggu aktivitas bapak. Terimakasih banyak atas semua jawaban & kesempatan bapak dalam wawancara ini “ Selamat pagi pak………”? (saya bersalaman tangan)
Guru : “Sama-sama juga atas kedatanganya dan atas wawancara yang sangat baik. Selamat pagi…….”.
Saya : “ Permisi pak…………”?
Kesimpulan
1. Perkembangan Fisik dan Jasmani
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
Dari segi fisik dan perkembangan tubuh Nampak kelihatan wanita lebih besar tubuhnya. Perkembangan fisik wanita Nampak kelihatan dari kesuburan tubuh. Bagi wanita yang sudah memulai masa menstruasi maka lebuh kelihatan berubah tubuhnya, Nampak berkembang. Sementara pria baru kelihatan perkembangan fisik kalu dia sudah memasuki usia kurang lebih 14 tahun ke atas atau sesuadah kelas tiga. Sementara wanita lebih terlihat kalu dia sudah memasuki masa menstruasi pertama.
Dari segi usia bisa diperkirakan umur 12 tahun ke atas atau kelas hendak memasuki kelas dua. Wanita keliahatann fisik berubah dari segi tubuh yang mekar, buah dada semakin kelihatan dan pinggul lebih Nampak besar serta tingkah laku sehari-hari Nampak dewasa. Sementara pria, itu terlihat dari pembentukan kelompok dalam berelasi, sudah mulai membuat kelompok masing-masing. Ini mau menunjukkan kegagahan atau bahwa mereka sungguh pria yang sudah memasuki usia dewasa.
2. Perkembangan Intelektual
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Apabila guru/pendidik dan oarang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan kenakalan remaja berupa perkelahian antar pelajar.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik
3. Pemikiran Sosial & keyakinan
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
4. Perkembangan Agama
Pada anak- anak remaja ini perkembangan agama berjembang begitu jauh/ pesat. Dengan adanya agama/ dasar keyakinan remaja selalu dipedomankan pada nilai- nilai kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa sebagai pencipta manusia. Selain itu dengan adanya agama remaja akan didasari oleh pemikiran-pemikiran rasional, disini siswa diajak mengetahu hal-hal yang mendasari pada agama/ keyakinan yang bersifat nyata/ abstrak atau alam gaib meliputin hal-hal yang luas. Pada masa remaja awal gambaran-gambaran Tuhan masih diwarnai oleh gambaran/bayangan tentang cirri-ciri manusia, tetapi pada masa ermajamasa remaja akhir gambaran ini berubah kearah gambaran yang bersifat tuhan yang sesunguhnya. Karena pada usia ini pemikiran remaja akan wujud Tuhan akan lebih nampak oleh pikiran-pikiran mereka terhadap pandangan meteka pada agama/kepercayaan.
Pada masa remaja akhir pemikiran tentang agama, mereka lebih baik dari pada remaja awal. Pada masa remaja awal perkembangan agama Namapak kalau di dalam masyarakatnya soal agama itu tidak dipandang yang utama maka disekolah juga lebih kelihatan. Jadi lingkungan sangat menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan imannya. Walaupun hal ini tidak bisa diambil sebagai kesimpulan umum tetapi menurut pengamatan kami lingkungan sangat mempengaruhi soal kehidupan beragama anak disekolah.
5. Perbedaan induvidu anak pada usia SMP
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Masa remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa. Menurut Anna Freud (dalam Yusuf. S, 2004) masa remaja juga dikenal dengan masa strom and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Pada masa ini remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan dan sebagai akibatnya akan muncul kekecewaan dan penderitaan, meningkatnya konflik dan pertentangan, impian dan khayalan, pacaran dan percintaan, keterasinagan dari kehidupan dewasa dan norma kebudayaan (Gunarsa, 1986).
Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/jati diri. Individu ingin mendapat pengakuan tentang apa yang dapat ia hasilkan bagi orang lain. Apabila individu berhasil dalam masa ini maka akan diperoleh suatu kondisi yang disebut identity reputation (memperoleh identitas). Apabila mengalami kegagalan, akan mengalami Identity Diffusion (kekaburan identitas). Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.
Dalam pandangan yang lain, perbedaan individual siswa sekolah menengah dibedakan berdasarkan perbedaan dalam kemampuan potensial dan kemampuan nyata. Kemampuan nyata dapat disebut sebagai prestasi belajar
6. Perbedaan kepribadiaan
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
Perbedaan pada kepribadian anak adalah wanita lebih cepat dewasa dari pada pria. Dari sikap sehari hari dapat dilihat baik bertanggungjawab dan perilaku sehari-hari
7. Perbedaan kebutuhan/Need For Affiliation
Need for affiliation adalah kebutuhan yang berhubungan dengan orang lain, seperti teman sebaya, setia kawan beradaptasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk teman, kebutuhan untuk membentuk persahabatan beru, dorongan untuk mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab denga teman,dsb. Disini remaja akan memerlukan teman sebagai teman beraktifitas dalam setiap kehidupan,didalam hal berkerjasama.
Soal kebutuhan pada anak di SMP 07 Sanggau kebutuhan ini ada perbedaan atara pria dan wanita. Kalau pria lebih membutuhkan kelompok tertentu dan lebih banyak menuntut barang-barang yang sekiranya membuat hidupnya lebih bergensi. Jadi dalam hal ini gengsi lebih diutamakan, sementara wanita lebih membutuhkan perhatian dan juga sudah mulai menuntut dari orang tuanya kebutuhan yang dapat memperindah diri sehingga lebih menarik dan menjadi pokus utama yang lain
Jadi tanpa adanya teman, remaja akan susah sekali dalam hal bekerja sama untuk beraktifitas di sekolah maupun lingkungan sekolah. Jika dari remaja ini tidak memiliki kebutuhan ini maka disini siswa akan mudah sekali dikucilkan, dijauhkan dari lingkungna nya bermain
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena karunia dan berkat dan rahmat-Nyalah sehingga Tugas Wawancara yang saya lakukan di SMP 07 Sanggau ini dapat terselesaikan. Setidaknya dari segala usaha yang telah saya lakukan dalam rangka memperoleh bahan untuk menyusun wawancara ini.
Saya mengetahui dalam penyusunan Tugas wawancara ini masih belum sempurna, tetapi beberapa bagian ini atau bahan yang saya dapat dan saya sampaikan kiranya dapat menambah pengetahuan yang juga sebagai bahan penunjang belajar dan menambah wawasan bagi para pembaca khususnya.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas wawancara ini terutama kepada narasumber kami yaitu bapak Evensius Muswar, S.Ag selaku guru di kelas VII A di sekolah SMP 07 Sanggau.
Kami menyadari bahwa wawancara ini yang saya susun ini, masih jauh dari sempurna, dan dalam penulisannya masih banyak terdapat kekurangan dan kejanggalannya, oleh karena itu, saya mengharapkan ada kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari para pembaca.
Sintang, Juni 2010
Penyusun
IDENTITAS NARASUMBER
Nama : Evensius Muswar, S.Ag
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat mengajar : SMPN 07 Sanggau
Alamat Sekolah : Dusun Sempurna Jaya
Desa Nanga Biang
Kec. Kapuas
Kab. Sanggau
Wali kelas : VII A
Lama mengajar : 3 Tahun (2008- sekarang)
Mengetahui Dosen Pengampuh Mengetahui Guru/Nara sumber
Fransiska, S.Psi Evensius Muswar, S.Ag
NIP.
KESIMPULAN WAWANCARA
1. Perkembangan Fisik dan Jasmani
Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.
Dari segi fisik dan perkembangan tubuh Nampak kelihatan wanita lebih besar tubuhnya. Perkembangan fisik wanita Nampak kelihatan dari kesuburan tubuh. Bagi wanita yang sudah memulai masa menstruasi maka lebuh kelihatan berubah tubuhnya, Nampak berkembang. Sementara pria baru kelihatan perkembangan fisik kalu dia sudah memasuki usia kurang lebih 14 tahun ke atas atau sesuadah kelas tiga. Sementara wanita lebih terlihat kalu dia sudah memasuki masa menstruasi pertama.
Dari segi usia bisa diperkirakan umur 12 tahun ke atas atau kelas hendak memasuki kelas dua. Wanita keliahatann fisik berubah dari segi tubuh yang mekar, buah dada semakin kelihatan dan pinggul lebih Nampak besar serta tingkah laku sehari-hari Nampak dewasa. Sementara pria, itu terlihat dari pembentukan kelompok dalam berelasi, sudah mulai membuat kelompok masing-masing. Ini mau menunjukkan kegagahan atau bahwa mereka sungguh pria yang sudah memasuki usia dewasa.
2. Perkembangan Intelektual
Hal ini menyangkut tentang hubungan sebab akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil. Mereka tidak akan terima jika dilarang melakukan sesuatu oleh orang yang lebih tua tanpa diberikan penjelasan yang logis. Misalnya, remaja makan didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang”. Sebagai remaja mereka akan menanyakan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan dan jika orang tua tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan maka dia akan tetap melakukannya. Apabila guru/pendidik dan oarang tua tidak memahami cara berfikir remaja, akibatnya akan menimbulkan kenakalan remaja berupa perkelahian antar pelajar.
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya. Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.
Dari pengamatan kami soal perkembangan intelektual ini dapat dilihat dari pribadi siswa. Kalau siswanya pintar secara otomatis dia tetap pintar. Tetapi menurut pengamatan kami, perkembangan intelektual siswa itu lebih Nampak kelihatan setelah siswa memasuki kelas dua. Mengapa? Karena pada kelas satu, hal itu belum kelihatan sebab mereka masih tahap penyesuaian, baik lingkungan, guru, dan teman. Pada kelas dua atau hendak memasuki kelas dua, perkembangan intelektual anak itu baru bisa diprediksi secara umum. Tetapi itu tergantung dari siswa dan guru. Ada siswa yang sampai kelas 3 saja perkembangan intelektualnya lambat berkembang mungkin karena dasar sejak SD atau pengetahuan di dalam keluarga memang kurang diterima sehingga lambat perkembangannya. Namun sebaliknya, ada siswa yang sangat pesat perkembangan intelektual. Itu di dasarkan karena memang sudah pintar dari awalnya dan juga di dalam keluarga siswa tersebut mendapat pembinaan di dalam keluarga atau dia mau belajar selain disekolah. Itu Nampak dari usaha anak mau belajar atau belajar hanya mengharapkan disekolah. Atau belajar kalau ada tugas. Siswa macam ini lebih lambat perkembangan intelektualnya.
3. Pemikiran Sosial & keyakinan
Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. Ketrampilan tersebut harus mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan tersebut sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
4. Perkembangan Agama
Pada anak- anak remaja ini perkembangan agama berjembang begitu jauh/ pesat. Dengan adanya agama/ dasar keyakinan remaja selalu dipedomankan pada nilai- nilai kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa sebagai pencipta manusia. Selain itu dengan adanya agama remaja akan didasari oleh pemikiran-pemikiran rasional, disini siswa diajak mengetahu hal-hal yang mendasari pada agama/ keyakinan yang bersifat nyata/ abstrak atau alam gaib meliputin hal-hal yang luas. Pada masa remaja awal gambaran-gambaran Tuhan masih diwarnai oleh gambaran/bayangan tentang cirri-ciri manusia, tetapi pada masa ermajamasa remaja akhir gambaran ini berubah kearah gambaran yang bersifat tuhan yang sesunguhnya. Karena pada usia ini pemikiran remaja akan wujud Tuhan akan lebih nampak oleh pikiran-pikiran mereka terhadap pandangan meteka pada agama/kepercayaan.
Pada masa remaja akhir pemikiran tentang agama, mereka lebih baik dari pada remaja awal. Pada masa remaja awal perkembangan agama Namapak kalau di dalam masyarakatnya soal agama itu tidak dipandang yang utama maka disekolah juga lebih kelihatan. Jadi lingkungan sangat menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan imannya. Walaupun hal ini tidak bisa diambil sebagai kesimpulan umum tetapi menurut pengamatan kami lingkungan sangat mempengaruhi soal kehidupan beragama anak disekolah.
5. Perbedaan Intelektual anak pada usia SMP
Keberhasilan hidup manusia tidak hanya ditentukan oleh bagaimana tingkat kecerdasan intelektualnya. Sepandai-pandainya manusia, jika tidak ditunjang dengan sikap dan kepribadian yang memadai juga tidak akan mencerminkan individu yang sehat dan matang. Mengingat begitu banyaknya tantangan yang akan dihadapi anak dalam kehidupannya kelak, maka orang tua maupun guru perlu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk mencerdaskan kemampuan dan emosinya.Melalui struktur intelek dari Guilford, dapat disadari bahwa aktivitas mental manusia meliputi interaksi dari proses, isi dan produk. Yang masing-masing memiliki unsur-unsur tersendiri karena berdasarkan penggambaran struktur intelek Guilford tersebut akan diperoleh 120 aktivitas mental manusia.
Dari penggambaran struktur intelek Guilford ini, orang tua maupun guru diharapkan dapat memberikan rangsangan yang optimal untuk unsur-unsur yang terdapat dalam seluruh aktivitas mental manusia. Disamping itu orang tua dan guru juga berperan besar dalam mengembangkan kemampuan emosinya. Bagaimana hidup dengan emosi yang sehat dan seberapa besar peran emosi yang sehat dalam kehidupan dan keberhasilan pendidikan seorang anak tidaklah diragukan lagi. Dalam dunia pendidikan kadangkala dijumpai siswa yang berkemampuan kurang atau siswa yang berkemampuan sangat baik. Mereka yang memiliki kecerdasan jauh dibawah atau jauh diatas rata-rata kebanyakan siswa ini dikenal dengan siswa yang memiliki kecerdasan ekstrim. Tampaknya hal ini perlu dikenal dan dipahami oleh guru, khususnya. Karena guru harus memberikan rangsangan yang sesuai dengan yang dibutuhkan anak.
6. Perbedaan kepribadiaan
Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.
Perbedaan pada kepribadian anak adalah wanita lebih cepat dewasa dari pada pria. Dari sikap sehari hari dapat dilihat baik bertanggungjawab dan perilaku sehari-hari
7. Perbedaan kebutuhan
Ø Need For Affiliation
Need for affiliation adalah kebutuhan yang berhubungan dengan orang lain, seperti teman sebaya, setia kawan beradaptasi dalam kelompok sebaya, mengerjakan sesuatu untuk teman, kebutuhan untuk membentuk persahabatan beru, dorongan untuk mencari kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab denga teman,dsb. Disini remaja akan memerlukan teman sebagai teman beraktifitas dalam setiap kehidupan,didalam hal berkerjasama. Jadi tanpa adanya teman, remaja akan susah sekali dalam hal bekerja sama untuk beraktifitas di sekolah maupun lingkungan sekolah. Jika dari remaja ini tidak memiliki kebutuhan ini maka disini siswa akan mudah sekali dikucilkan, dijauhkan dari lingkungna nya bermain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar